LGBT ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN

Sebuah Catatan Perjalanan Edutrip Jerman 2023.

Oleh: Junaedy Alfan.
Founder Kampung IT, Peneliti, Praktisi Pendidikan & Dakwah berbasis IT.

Jerman adalah negara di Eropa yang sangat populer di Indonesia karena icon Habibinya, sang Teknokrat yang dapat julukan Mr Crack dari dunia internasional karena penemuan beliau dalam mengatasi keretakan pada sayap pesawat terbang.


Belakangan Jerman populer dan viral saat perhelatan Akbar dunia sepak bola 2022 yang lalu di Qatar dengan aksi pro LGBTnya. Tentang LGBT ini Jerman adalah salah satu negara yang memberikan perlindungan secara undang undang sejak tahun 2017 dan terus berkembang hingga kaum gay ini bisa masuk militer dan dianggap sebagai perilaku lazim.


Perjalanan saya pada bulan Maret dan Nopember 2023 kemarin di 9 negara di Eropa dalam program Edutrip bersama tokoh tokoh Pendidikan dari berbagai komunitas di Indonesia, secara pribadi saya merekam perjalanan tersebut untuk tema LGBT dan Pendidikan.


Setelah menyusuri negara Jerman, Francis, Swiss, Austria, Belgia, Belanda, Liechtenstein, Italia dan Spanyol banyak catatan menarik yang layak jadi renungan untuk kita sharing dan diskusikan.
Sebagaimana yang saya jadikan sebagai judul dari tulisan ini saya akan focus pada LGBT sebagai sebuah peluang disamping sebagai tantangan. Ini tentunya dalam perspektif pribadi, kita boleh berbeda tentunya.

LGBT SEBUAH PELUANG.


Terlepas dari perspektif hukum Islam yang secara tegas menghukumi sebagai perbuatan haram dan terkutuk tapi diluar tersebut LGBT yang dilegalkan secara undang undang adalah sebuah kerugian bagi Jerman ataupun negara negara lainnya yang seide.
Antara lain kerugiannya adalah:

  1. Depopulasi bagi Jerman.
    Penurunan jumlah penduduk akibat dari tidak adanya pernikahan adalah sebuah kepastian. Hal ini sejak beberapa dekade terakhir ini telah menjadi masalah besar bagi Jerman yang mengancam keberlangsungan kehidupan mereka secara umum dan industri mereka secara khusus. Data statistik dan fakta lapangan kebutuhan terhadap tenaga kerja mencapai 50% tidak bisa terpenuhi secara domestik sehingga Jerman membuka seluas luasnya SDM dari luar.
  2. Kepunahan secara alami.
    Mindset efesiensi dan produktivitas yang tinggi bagi secara umum penduduk Jerman membuat mereka memangkas semua faktor faktor yang membuat tidak produktif dan efesien. Hal hal yang membuat tidak produktif dan efesien salah satunya adalah ikatan pernikahan dan memiliki anak maka mereka memilih menikah tapi tidak perlu punya anak atau sama sekali tidak menikah lalu memilih opsi LGBT. Kondisi tersebut secara alamiah hakekatnya mereka menuju kepunahan. Data yang disampaikan oleh pemerintah Jerman saat pertemuan Tgl 20-21 Nopember 2023 bersama rombongan delegasi Indonesia mereka menyampaikan dalam 30 tahun kedepan mereka tidak akan mampu mengatasi masalah ketenaga kerjaan.

KEUNTUNGAN BAGI KITA

Dari dua points kerugian tersebut bagi Jerman itu secara otomatis adalah adalah keuntungan bagi kita yaitu:

  1. Peluang Kesempatan kuliah dan Kerja.
    Kondisi dan situasi Jerman seperti disebut diatas merupakan peluang strategis bagi kita dan bagi siapa saja yang bisa memanfaatkan. Krisis SDM yang terjadi dan tidak bisa dipasok dari dalam negeri mengakibatkan banyak bidang kehidupan yang tidak terisi secara maksimal, seperti pendidikan, industri dan bidang bidang lainnya. Ini adalah peluang strategis yang bisa diisi oleh siapapun, khusus untuk pendidikan Jerman adalah negara dengan system Pendidikan yang masuk dalam 5 besar pendidikan terbaik di dunia. Value terbaik Jerman salah satunya karena Pemerintah Jerman menggratiskan biaya pendidikan semua jenjang dan semua jurusan bahkan program Pendidikan Ausbildung menjamin gaji pada setiap peserta program baik orang lokal ataupun orang asing. Program ini terbuka untuk siapa saja di seluruh dunia.
    Mau memanfaatkan peluang strategis ini?…
  2. Dominasi Populasi
    Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar nomer 4 di dunia. Populasi ini juga menjadi masalah serius di Indonesia sehingga menimbulkan banyak pengangguran akibat tidak berimbangnya lapangan kerja dengan pertumbuhan penduduk siap kerja. Kondisi ini menjadi solusi bagi Jerman jika Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini dengan mengirimkan SDM ke Jerman sebagai tenaga kerja profesional atau SDM yang siap dilatih melalui pendidikan (kuliah) ke Jerman. Hal ini sekaligus menjadi solusi bagi Indonesia mengatasi pengangguran. Dalam hal ini Jerman memang telah membuka pintu selebar lebarnya bagi siapapun untuk mengisi peluang tersebut.
    Kondisi ini ke depan secara alamiah akan mengantarkan terjadinya populasi imigran sehingga secara otomatis dalam jangka panjang akan terjadi dominasi. Bukan hal yang mustahil akhirnya Jerman dimasa yang akan datang bahkan di Eropa secara umum akan dikuasai oleh imigran atau pendatang. Dalam hal ini sudah banyak para ahli memprediksi. Imigran mana yang akan menguasai dan siapa yang akan beruntung, semua tergantung siapa yang memanfaatkannya.

OPSI WIN WIN SOLUTION


Fakta lapangan Jerman seperti tersebut adalah peluang strategis bagi Indonesia dengan problematika populasi yang tinggi bahkan akan terjadi bonus demografi.
Jika hal ini dimanfaatkan secara maksimal akan lahir win win solution bagi Indonesia dan Jerman.
Perjalanan saya dalam Edutrip bulan Maret dan Nopember 2023 kemarin secara khusus melihat langsung kondisi lapangan. Secara haqqul yakin hal tersebut memang menjadi peluang emas bagi Indonesia dan selayaknya bisa mengambil peluang ini secara cepat.


Saya sangat bersyukur Allah pertemukan dengan sebuah NGO, Global Katalyst yang telah menjadi fasilitator saya secara pribadi dan delegasi Indonesia lainnya mempertemukan dengan pemerintah Jerman. Saya melihat dan mendengar langsung presentasi mereka terkait masalah yang dihadapi dan kita dibawah langsung oleh mereka untuk melihat kondisi lapangan dibidang pendidikan dan industri.
Mudah mudahan sekelumit catatan perjalanan ini bisa memberi informasi yang bisa memberi manfaat dan bisa kita ambil peluang ini seoptimal mungkin.
Info dan sharing bisa via WA 081931666665.

Barakallah fiikum

Visited 39 times, 1 visit(s) today